Selasa, 19 Juni 2012
Ikan Purba & Gua tengkorak
Diposting oleh sarlotacutekribo di 22.24
KOMPAS.com — Danau Matano adalah satu dari tiga
danau yang ada di Kabupaten Luwu Timur, Sulawesi Selatan. Lokasi
ini banyak menyimpan cerita sejarah dan juga daya tarik akan keindahan
panorama alam. Di Danau Matano terdapat gua bawah air serta dihuni ikan
purba.
Setelah menempuh perjalanan selama satu jam dari Pusat
Kabupaten Luwu Timur, tepatnya di Kecamatan Malili, dengan menggunakan
kendaraan angkutan umum yang jarak tempuhnya berkisar 60 km, saya pun
tiba di dermaga penyeberangan perahu Sorowako di Kecamatan Nuha.
Terlihat
aktivitas bongkar muat penumpang di dermaga penyeberangan, pada Sabtu
(16/6/2012) pagi cukup ramai, di mana beberapa perahu rakit
penyeberangan (raft), ada yang baru saja bersandar di dermaga.
Ada pula yang siap untuk menyeberangkan penumpangnya dengan tujuan ke
Dermaga Nuha, yang berada di seberang danau.
Dermaga penyeberangan
Sorowako setiap harinya ramai dengan aktivitas bongkar muat penumpang,
di mana rakit tidak hanya mengangkut warga, tetapi juga dapat mengangkut
kendaraan bermotor roda dua hingga empat, baik dari Sorowako maupun
sebaliknya. Dermaga ini adalah dermaga penghubung transportasi danau
antara Provinsi Sulawesi Selatan dan Provinsi Sulawesi Tengah, khususnya
masyarakat yang bermukim di Kabupaten Morowali dan sekitarnya.
Ikan purba buttini
Menyusuri
Danau Matano dengan menggunakan perahu tradisional (katinting), mata
kita seolah tak pernah lelah menatap keindahan panorama alam pegunungan
dan tebing batu yang mengitari danau seluas 16.000 hektar dengan
kedalaman mencapai 600 meter, dan tercatat sebagai danau terdalam di
Asia Tenggara.
Selain menawarkan keindahan panorama alam
pegunungan verbeck yang mengitari pesisir, Danau Matano juga dihuni
ratusan spesies fauna endemik, di antaranya udang, kepiting, siput, dan
ikan. Uniknya fauna yang ada di Danau Matano, sebagian besar tidak bisa
dijumpai di danau lain yang ada di Indonesia.
Bahkan, di Danau
Matano terdapat spesies ikan endemik yang tergolong langka di dunia.
Ikan ini diberi julukan ikan purba karena warnanya yang
kecoklat-coklatan dan bentuknya yang mirip dengan binatang purba. Bagi
masyarakat setempat, ikan ini diberi nama "ikan buttini".
"Beberapa
orang peneliti yang pernah datang ke kampung kami menyebut ikan buttini
adalah ikan purba yang jenisnya hanya ada dan berkembang biak di Danau
Matano," tutur Jihadin, tokoh pemuda asli Sorowako, yang juga
dipercayakan sebagai koordinator pekerja dermaga penyeberangan.
Ikan
buttini adalah ikan yang paling digemari masyarakat setempat, tak heran
jika sebagian warga pesisir Danau Matano, menggantungkan hidupnya
sebagai nelayan pemancing ikan buttini.
Walaupun bentuknya sedikit
aneh dengan bola mata menonjol keluar dengan kulitnya berwarna
kecoklat-coklatan, tetapi dagingnya terasa gurih saat dimakan. Bagi
masyarakat setempat paling gemar menyajikan dengan cara di memasak
biasa, hanya mencampurkan bawang, jeruk kunyit, dan garam. Sementara
itu, untuk satu ekor ikan buttini yang beratnya mencapai 1 kilogram
dijual dengan harga Rp 15.000 hingga Rp 25.000.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar